Piala Dunia 2023 Final

Piala Dunia 2023 Final

tirto.id - Daftar tim lolos perempat final Piala Dunia U17 2023 yang digelar di Indonesia telah berisi 6 peserta dari 8 slot yang tersedia. Keenam tim itu adalah Maroko, Mali, Argentina, Brasil, Jerman, dan Spanyol. Masih ada 2 slot yang diperebutkan untuk mengisi bagan 8 besar FIFA World Cup U-17 2023.

Timnas U17 Brasil dan Spanyol menjadi tim yang memastikan diri lebih dulu ke babak 8 besar atau perempat final Piala Dunia U17 2023 pada Senin (20/11/2023). Di babak 16 besar, Brasil menyingkirkan Ekuador 3-1, sedangkan Spanyol mendepak Jepang 2-1.

Langkah Brasil dan Spanyol disusul 4 tim lain pada Selasa (21/11/2023). Mali mengalahkan Meksiko 5-0; Maroko menundukkan Iran via adu penalti 4-1 (seri 1-1 waktu normal); Argentina mendepak Venezuela 5-0; dan Jerman menang tipis atas Amerika Serikat 3-2.

Dua slot tersisa di perempat final bakal diisi Prancis atau Senegal dan Inggris atau Uzbekistan. Ke-4 tim ini bakal saling sikut demi tiket ke babak 8 besar dalam laga yang digelar hari ini Rabu, 22 November 2023.

Daftar Tim Lolos Perempat Final Piala Dunia U17 2023

Berikut ini adalah daftar tim sementara yang lolos perempat final Piala Dunia U17 2023:

Bagan Babak 8 Besar Piala Dunia U17 2023

Bagan Babak 8 Besar Piala Dunia U17 2023

Berikut ini bagan perempat final Piala Dunia U17 2023:

Bagan Piala Dunia U17. foto/Dok. SCTV

Kontributor: Ahmad YasinPenulis: Ahmad YasinEditor: Iswara N Raditya

tirto.id - Harga tiket final Piala Dunia U17 2023 dibanderol mulai Rp250.000-Rp500.000. Saat ini tiket yang dijual secara online melalui laman resmi FIFA dan Tiket.com sudah tidak tersedia lagi alias sold out.

Laga final Piala Dunia U17 2023 dijadwalkan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, pada Sabtu (2/12/2023), pukul 19.00 WIB. Duel tim terbaik di kelompok umur 17 tahun tersebut diprediksi berlangsung menarik.

Saat ini, tiket final Piala Dunia U17 2023 yang dijual secara online sudah tidak tersedia. Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan panitia pelaksana menambah jumlah tiket karena tingginya animo masyarakat.

Info Harga Tiket Final Piala Dunia U17 2023

Tiket final Piala Dunia U17 2023 dibanderol dengan harga yang sama dari babak penyisihan grup. Kategori 2 yang berada di Tribun Utara dan Selatan, dibanderol Rp250.000, sementara Tribun Barat, dan Timur, dibanderol Rp500.000.

Sepanjang fase grup hingga babak perempat final total penonton yang menyaksikan pertandingan ke stadion mencapai 514.000 penonton. Rata-rata setiap pertandingan Piala Dunia U17 2023 dihadiri oleh 10.000 penonton.

Untuk laga final Piala Dunia U17 2023 panitia pelaksana mencetak sekitar 17.000 tiket. Namun, jumlah tersebut dapat bertambah karena tingginya minat masyarakat. Terlebih, Stadion Manahan, memiliki kapasitas hingga 20.000 tempat duduk.

Kendati begitu, belum ada keterangan resmi panitia pelaksana menambah jumlah tiket final Piala Dunia U17 2023 atau tidak. Oleh sebab itu, saat ini tiket final yang digelar di Stadion Manahan, sudah tidak tersedia.

Berdasarkan pantauan ke laman Tiket.com, tiket final Piala Dunia U17 2023 sudah habis sejak Jumat (24/11/2023), kemarin. Saat ini, tinggal tiket babak semifinal yang juga digelar di Stadion Manahan, Solo, yang masih tersedia.

Jadwal Final Piala Dunia U17 2023

Sementara itu, laga final Piala Dunia U17 2023 dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (2/12/2023), pukul 19.00 WIB. Jalannya laga bakal berlangsung di Stadion Manahan, dapat disaksikan melalui siaran langsung Indosiar dan live streaming Vidio.

Saat ini, 2 tim yakni Argentina dan Jerman sudah memastikan lolos ke babak semifinal. Mereka pun bakal bertanding pada Selasa (28/11/2023), di Stadion Manahan, untuk memperebutkan 1 tiket ke laga final Piala Dunia U17 2023.

Sementara itu, 1 tempat di laga final lainnya masih diperebutkan 4 tim yakni Prancis, Uzbekistan, Maroko, dan Mali.

Mereka baru akan menjalani babak perempat final yang berlangsung hari ini, untuk menentukan tim yang lolos ke babak semifinal.

Pemenang laga Prancis vs Uzbekistan, bakal menghadapi pemenang laga Maroko vs Mali di babak semifinal. Tim yang sukses memetik kemenangan pun bakal lolos ke babak final Piala Dunia U17 2023 yang digelar pada Sabtu, 2 Desember 2023 di Stadion Manahan, Solo.

Kontributor: Permadi SuntamaPenulis: Permadi SuntamaEditor: Yandri Daniel Damaledo

Pria yang juga menjabat Managing Direcutor Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) itu menjelaskan, tren okupansi Stadion Manahan selama Piala Dunia U-17 2023 memperlihatkan peningkatan. Terutama memasuki babak puncak.

Marsal membeberkan, jumlah kehadiran penonton sejauh ini lebih baik ketimbang babak-babak sebelumnya. Progresnya pun kelihatan dari babak penyisihan, 16 besar, hingga perempat final.

"Ya, walaupun memang belum bisa menyentuh angka 10 ribu di semifinal. Namun, kalau melihat angka penjualan tiket di semifinal besok dan perebutan peringkat ketiga, itu angkanya cukup bagus. Jadi, masyarakat di Surakarta dan sekitarnya, tiketnya sampai saat ini masih tersedia,” tuturnya.

“Apalagi, pertandingan perebutan tempat ketiga ini masih digelar hari Jumat, 1 Desember 2023. Secara waktu masih oke untuk disaksikan. Sedangkan untuk semifinal besok, harga tiketnya dijual untuk dua pertandingan. Secara harga, saya kira masih affordable,” tambah dia.

Diperbarui: 27 Juli 2022, 17:41 WIB Diterbitkan: 27 Juli 2022, 17:41 WIB

Diperbarui: 18 Desember 2022, 17:46 WIB Diterbitkan: 18 Desember 2022, 17:46 WIB

Final Piala Dunia Antarklub FIFA 2018 adalah pertandingan babak final dari Piala Dunia Antarklub FIFA 2018, suatu turnamen antarklub sepak bola internasional yang diselenggarakan di Uni Emirat Arab. Pertandingan ini merupakan pertandingan final ke-15 dari Piala Dunia Antarklub FIFA, suatu turnamen yang diselenggarakan FIFA untuk mempertemukan masing-masing klub juara dari enam konfederasi, serta pemenang liga dari negara tuan rumah.

Pertandingan babak final ini mempertemukan klub Real Madrid dari Spanyol (juara bertahan yang telah memenangkan dua edisi terakhir dari kompetisi ini), yang mewakili UEFA sebagai juara bertahan Liga Champions UEFA, dan klub Al-Ain dari Uni Emirat Arab, yang mewakili negara tuan rumah sebagai juara bertahan UAE Pro-League.[3] Pertandingan ini diadakan di Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi pada 22 Desember 2018.[4]

Real Madrid memenangkan pertandingan final dan memperoleh gelar juara Piala Dunia Antarklub FIFA untuk kali ketiga secara beruntun dan kali keempat secara keseluruhan dengan skor akhir 4–1, sekaligus melampaui pencapaian Barcelona sebagai tim dengan gelar juara terbanyak dalam kompetisi ini.[5]

Dalam tabel berikut, pertandingan final yang dilaksanakan hingga 2005 berada pada era Kejuaraan Dunia Antarklub FIFA, sedangkan pertandingan sejak 2006 dilaksanakan pada era Piala Dunia Antarklub FIFA.

Catatan: Pada 27 Oktober 2017, FIFA resmi mengakui semua juara Piala Interkontinental sebagai juara dunia antarklub, dengan status yang sama dengan Piala Dunia Antarklub FIFA.[6]

Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan final pada Mei 2018, setelah menyelenggarakan pertandingan final pada 2009, 2010, dan 2017.[7] Stadion ini merupakan stadion terbesar di Uni Emirat Arab dan sering digunakan dalam pertandingan yang dilakoni tim nasional sepak bola Uni Emirat Arab.[8] Zayed Sports City Stadium telah menyelenggarakan Final Piala Asia 1996 dan akan menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Asia AFC 2019. Stadion ini juga tampil dalam uang kertas senilai 200 Dirham.[9] Stadion berkapasitas 43.000 kursi ini dibuka pada 1980 dan juga menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Dunia U-20 FIFA 2003 dan Piala Dunia U-17 FIFA 2013.[10][11]

Real Madrid lolos ke Piala Dunia Antarklub FIFA, untuk kelima kalinya secara keseluruhan, sebagai juara Liga Champions UEFA 2017–2018 dengan mengalahkan Liverpool pada babak final.[12] Klub ini menjuarai tiga dari empat edisi Piala Dunia Antarklub sebelumnya, yakni pada 2014, 2016, dan 2017.[13] Piala Dunia Antarklub edisi kali ini merupakan partisipasi klub yang kelima kali dan penampilan ketiga secara beruntun, yang sekaligus menjadi rekor bagi tim perwakilan Eropa. Pertandingan ini merupakan pertandingan final keempat bagi klub (setelah 2014, 2016, dan 2017), serta menyamai rekor yang diperoleh Barcelona. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final ketiga secara beruntun bagi klub, serta memperpanjang rekor dari edisi sebelumnya. Pertandingan ini menjadi pertandingan final yang menampilkan tim dari Eropa untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut (hanya pertandingan final pertama pada 2000 yang tidak menampilkan tim dari Eropa), serta pertandingan yang menampilkan tim dari Spanyol untuk ke-8 kali secara keseluruhan dan ke-5 kali secara berturut-turut. Jika Real Madrid menang, Real Madrid akan memegang rekor sebagai tim yang paling sering menjuarai Piala Dunia Antarklub dengan empat gelar, sekaligus memecahkan rekor Barcelona. Kemenangan tersebut juga akan memperpanjang rekor gelar juara secara beruntun bagi suatu tim (3), gelar terbanyak untuk suatu konfederasi (11 gelar untuk UEFA), gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu konfederasi (6 gelar untuk UEFA, memecahkan rekor sebelumnya antara 2007 dan 2011), gelar terbanyak bagi suatu negara (7 gelar untuk Spanyol), dan gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu negara (5 untuk Spanyol).

Al-Ain lolos ke Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya sebagai juara UAE Pro-League musim 2017–2018, kompetisi antarklub tertinggi di Uni Emirat Arab.[15] Al-Ain menjadi klub pertama asal Uni Emirat Arab yang mencapai babak final Piala Dunia Antarklub,[16] sekaligus sebagai tim kedua dari Asia (setelah Kashima Antlers pada 2016). Pertandingan final ini juga menjadi pertandingan final keempat yang menampilkan perwakilan tuan rumah (setelah Corinthians pada 2000, Raja Casablanca pada 2013, dan Kashima Antlers dan 2016). Jika Al-Ain menang, Al-Ain akan menjadi tim pertama dari luar Eropa dan Amerika Selatan yang menjuarai Piala Dunia Antarklub, sekaligus tim kedua dari negara tuan rumah yang menjuarai turnamen ini (setelah Corinthians pada 2000).

Pertandingan final ini menjadi pertandingan final kedua yang mempertemukan tim dari Asia dan Eropa, setelah Real Madrid menang atas Kashima Antlers pada pertandingan final edisi 2016. Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final ketiga yang mempertemukan tim perwakilan tuan rumah dan tim dari Eropa. Kedua pertandingan sebelumnya dimenangkan tim dari Eropa (Bayern München menang atas Raja Casablanca pada 2013, dan Real Madrid menang pada 2016). Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final keempat yang tidak menampilkan tim dari Amerika Selatan setelah 2010, 2013, dan 2016 (semua pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim dari Eropa).

Sebagai juara Eropa, Real Madrid mulai bermain pada babak semi-final dengan menghadapi juara Asia, Kashima Antlers dari Jepang. Kashima, yang telah mengalahkan juara CONCACAF Guadalajara, dikalahkan Real Madrid pada pertandingan final 2016.[17] Madrid mengalahkan Antlers dengan skor akhir 3–1 melalui hat-trick yang dicetak oleh Gareth Bale dalam waktu 11 menit pertandingan.[18] Bale mencetak gol pertama pada menit ke-44 dan menambah dua gol pada menit ke-53 dan ke-55 pada awal babak kedua; Shoma Doi mencetak satu gol hiburan untuk Kashima pada menit ke-78 setelah dinyatakan onside oleh asisten wasit video.[19][20]

Pada babak pertama yang berlangsung pada 12 Desember, Al-Ain mengalahkan Team Wellington melalui adu penalti setelah imbang 3–3 di Hazza bin Zayed Stadium. Wellington, klub semi-professional yang lolos sebagai juara Liga Champions OFC, memasuki pertengahan waktu pertandingan dengan keunggulan 3–1 yang kemudian diakhiri dengan gol penyama kedudukan melalui tendangan voli dari Marcus Berg.[21] Skor tetap tidak bertambah setelah perpanjangan waktu dan berlanjut ke babak adu penalti, yang dimenangkan Al-Ain dengan skor 4–3 setelah lima kali percobaan setelah penjaga gawang Khalid Eisa melakukan dua penyelamatan.[22][23]

Al-Ain kemudian menghadapi juara Afrika Espérance de Tunis dalam pertandingan babak kedua, yang digelar tiga hari kemudian di Hazza bin Zayed Stadium. Al-Ain secara mengejutkan mengalahkan Espérance 3–0 setelah memulai pertandingan dengan dua gol yang dicetak pada 16 menit pertama.[24] Al-Ain kembali membuat kejutan pada babak semi-finals, dengan mengalahkan juara Copa Libertadores River Plate melalui adu penalti dan melaju ke babak final Piala Dunia Antarklub.[25] Pertandingan ini dimulai dengan dua gol awal yang dicetak oleh Rafael Santos Borré bagi River Plate setelah gol pembuka dari Berg; setelah gol penyeimbang dianulir oleh asisten wasit video, Caio Lucas Fernandes mencetak gol bagi Al-Ain pada menit ke-51 untuk menyamakan kedudukan dengan skor 2–2. Setelah perpanjangan waktu tanpa tambahan gol, berkat penyelamatan oleh penjaga gawang Eisa, Al-Ain mengalahkan River Plate dengan skor 5–4 melalui adu penalti, dengan penyelamatan yang dilakukan oleh Eisa terhadap tendangan Enzo Pérez dari River Plate.[26][27] Kemenangan tersebut menjadi kemenangan kedua bagi Al-Ain melalui adu penalti.[28][29] Pertandingan babak semi-final melawan River disebut sebagai "pencapaian terbesar" dalam sejarah sepak bola Uni Emirat Arab oleh Zoran Mamić, manajer Al-Ain.[28]

Real Madrid memiliki penguasaan bola sebanyak 70 persen pada babak pertama dan memanfaatkan celah pertahanan Al-Ain untuk menciptakan 11 tendangan.[30] Setelah tendangan dari pemain Al-Ain Hussein El Shahat ditangkap oleh penjaga gawang lawan, Luka Modrić mencetak gol pembuka untuk Madrid pada menit ke-14 melalui tendangan dari kaki kiri.[31] Caio berusaha menyamakan kedudukan semenit kemudian, tetapi dinyatakan offside. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 1–0 bagi Madrid, dengan beberapa tendangan yang ditangkap oleh penjaga gawang Al-Ain Khalid Eisa.[32]

Madrid membuka babak kedua dengan beberapa serangan menuju gawang lawan sambil mempertahankan penguasaan bola. Gol kedua tercipta pada menit ke-60 melalui sepakan jarak jauh oleh Marcos Llorente.[31] Laju pertandingan melambat saat Al-Ain berusaha mencetak gol hiburan melalui Caio yang memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Sergio Ramos tetapi tidak berhasil mencetak skor ke gawang yang dijaga oleh Thibaut Courtois.[30] Ramos membalasnya dengan mencetak gol pada menit ke-79, melalui sundulan kepala setelah menerima tendangan sudut oleh Modrić saat melakukan serangan balasan, sehingga memberikan keunggulan tiga gol bagi Real Madrid. Enam menit berselang, tendangan bebas Caio diterima pemain bek kiri Tsukasa Shiotani, yang mencetak satu-satunya gol bagi Al-Ain dalam pertandingan ini.[32] Pada waktu tambahan, sebuah gol bunuh diri dicetak oleh Yahya Nader dari Al-Ain melalui umpan silang dari pemain pengganti Madrid Vinícius Júnior. Gol tersebut menjadi gol terakhir bagi Madrid untuk memperpanjang keunggulan menjadi 4–1.[31]

Dengan kemenangan tersebut, Real Madrid menjadi pemegang rekor gelar juara terbanyak dalam Piala Dunia Antarklub dengan mengoleksi empat gelar. Real Madrid juga menciptakan rekor gelar paling beruntun dengan memperoleh gelar ketiga secara berturut-turut.[5][32] Ini merupakan trofi pertama yang dimenangkan oleh manajer Santiago Solari, yang mulai ditugaskan oleh Real Madrid pada Oktober lalu; Solari memuji Al-Ain karena perjuangannya menuju babak final dan menyebutnya sebagai "pencapaian yang berarti".[36]

Marcos Llorente, yang mencetak satu gol dalam pertandingan ini, memenangkan penghargaan pemain terbaik dalam pertandingan final.[5] Gareth Bale dari Real Madrid memenangkan penghargaan Golden Ball sebagai pemain terbaik dalam turnamen ini, serta menjadi pencetak gol terbanyak dengan mengoleksi tiga gol (bersama Rafael Santos Borré dari River Plate). Caio dari Al-Ain memenangkan Silver Ball. Real Madrid juga memenangkan penghargaan FIFA Fair Play karena catatan disipliner terbaik selama turnamen.[37]

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Final Piala Dunia FIFA 2010 adalah pertandingan sepak bola yang berlangsung pada tanggal 11 Juli 2010 (tanggal 12 Juli 2010, pukul 01.30 WIB) di Soccer City, Johannesburg untuk menentukan pemenang Piala Dunia FIFA 2010. Pertandingan yang dihadiri 84.490 penonton ini mempertemukan Belanda melawan Spanyol. Spanyol mengalahkan Belanda 1 – 0 dengan gol tunggal dicetak Andres Iniesta pada empat menit sebelum babak perpanjangan waktu selesai—menjadikannya gol paling lama yang dicetak di babak final Piala Dunia. Kedua negara sama-sama berusaha untuk menjadi juara Piala Dunia untuk pertama kalinya. Prestasi terbaik Belanda sebelum final ini adalah menjadi finalis pada 1974 dan 1978, sementara prestasi terbaik Spanyol sebelum final ini adalah peringkat empat pada 1950. Sebelum pertandingan final ini digelar, acara upacara penutupan dilaksanakan lebih dulu.[1]

Bola yang dipakai dalam pertandingan ini adalah Adidas Jabulani berwarna emas yang bernama Jo'bulani. Pertandingan ini dipimpin oleh Howard Webb dari Inggris, dan merupakan pertemuan pertama Belanda dan Spanyol di Piala Dunia setelah 9 pertemuan sebelumnya.

Spanyol mengalahkan Belanda 1–0 pada pertandingan ini setelah melalui perpanjangan waktu. Final ini merupakan final Piala Dunia pertama tanpa Argentina, Brasil, Italia atau Jerman (Barat). Spanyol merebut trofi Piala Dunia untuk kali pertama dan menjadi juara baru Piala Dunia setelah Brasil (5), Italia (4), Jerman (Barat) (3), Argentina (2), Uruguay (2), Inggris (1) dan Prancis (1). Spanyol menjadi negara Eropa pertama yang menjuarai Piala Dunia yang diselenggarakan di luar benua Eropa. Spanyol menjadi tim pertama yang kalah pada pertandingan pertama babak grup mereka namun melaju hingga babak final dan menjuarai turnamen Piala Dunia. Spanyol menjadi juara Piala Dunia dengan mencetak gol paling sedikit, yaitu 8 gol dalam 7 pertandingan, lebih sedikit dari Inggris (11 gol - 1966) dan Brasil (11 gol - 1994). Spanyol memenangkan empat pertandingan terakhirnya dengan skor 1-0, dan gawang Iker Casillas hanya kebobolan 2 gol dalam fase penyisihan grup (menyamai rekor Italia 1990, Prancis 1998, dan Italia 2006) -- kedua-duanya terjadi tidak di 45 menit pertama. Pertandingan final ini merupakan pertandingan final yang paling banyak kartu kuning (5 untuk 5 pemain Spanyol, 9 - termasuk satu kartu merah - untuk 8 pemain Belanda), lebih dari rekor sebelumnya enam kartu yang dikeluarkan wasit Romuald Arppi Filho dari Brasil pada final Piala Dunia 1986.

Belanda mengalami kekalahan pertama dalam pertandingan internasional setelah menang 10 kali berturut-turut dan tidak terkalahkan dalam 25 pertandingan, keduanya merupakan rekor timnas Belanda. Empat belas kemenangan berturut-turut mereka juga menjadi rekor tim nasional Eropa. Belanda menerima total 24 kartu kuning, termasuk 1 kartu merah karena akumulasi, dan menyamai rekor kartu kuning yang diterima Portugal di Piala Dunia 2006

Andres Iniesta dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dalam pertandingan ini dan kiper Iker Casillas sebagai kiper terbaik Piala Dunia 2010.

Final Piala Dunia FIFA 2018 adalah pertandingan sepak bola yang menentukan pemenang Piala Dunia FIFA 2018. Pertandingan ini menjadi final yang ke-21 dari Piala Dunia FIFA, turnamen empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional asosiasi anggota FIFA. Pertandingan ini diselenggarakan di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, pada 15 Juli 2018 dan diikuti oleh tim pemenang pada babak semifinal.[2]

Pertandingan final ini digelar di Stadion Luzhniki yang terletak di Distrik Khamovniki dalam wilayah Okrug Administratif Sentral, Moskwa. Stadion ini diumumkan sebagai tempat pertandingan final pada tanggal 14 Desember 2012, berdasarkan hasil pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, Jepang.[3] Stadion ini juga menggelar enam pertandingan lain, termasuk pertandingan pembuka pada 14 Juni dan pertandingan babak semifinal kedua pada 11 Juli.

Stadion Luzhniki yang sebelumnya bernama Gelanggang Utama Stadion Sentral Lenin hingga 1992, awalnya dibuka pada tahun 1956 sebagai bagian dari Kompleks Olimpiade Luzhniki.[4] Stadion ini difungsikan sebagai stadion nasional negara tersebut, digunakan dalam banyak pertandingan oleh tim nasional Rusia dan tim nasional Uni Soviet dahulu. Pada masa lalu, stadion ini pernah dipakai sebagai stadion kandang dalam berbagai waktu oleh klub CSKA Moskwa, Torpedo Moskwa, dan Spartak Moskwa. Namun, kini tidak ada klub yang bermarkas di stadion ini.[5][6]

Stadion ini pernah menjadi tuan rumah beberapa ajang olahraga internasional. Salah satunya adalah Olimpiade Musim Panas 1980, stadion ini digunakan sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan, atletik, sepak bola (empat pertandingan, termasuk perebutan medali emas), dan berkuda.[7] Stadion ini menjadi tempat perhelatan Final Piala UEFA 1999 dan juga Final Liga Champions UEFA 2008.[8] Ajang lain yang pernah digelar antara lain: Spartakiad, pertandingan final Kejuaraan Dunia Hoki Es 1957, Universiade Musim Panas 1973, Pesta Olahraga Persahabatan pada 1984, Goodwill Games 1986, dan Kejuaraan Dunia Remaja 1998. Pada 2013, Piala Dunia Rugbi Tujuh dan Kejuaraan Dunia Atletik diselenggarakan di stadion ini. Stadion ini pernah menjadi tempat konser berbagai artis seperti: Michael Jackson, The Rolling Stones, Madonna, Metallica, Kino, U2, dan Red Hot Chili Peppers.[9][10] Festival Musik Moskwa juga berlangsung di stadion ini pada Agustus 1989.

Stadion Luzhniki merupakan stadion Kategori Empat UEFA dan stadion terbesar dalam ajang Piala Dunia 2018 sekaligus di Rusia, dengan kapasitas maksimum mencapai 81.006 orang. Kapasitasnya tersebut menjadikannya stadion terbesar di kawasan Eropa Timur dan terbesar kedelapan di seluruh Eropa. Sebagai bagian dari penawaran Piala Dunia Rusia, stadion ini kemudian dibangun kembali dan diperbesar yang pengerjaannya dimulai pada Agustus 2013. Penutup otomatis beserta bagian depan stadion tetap dipertahankan karena nilai arsitekturnya yang bersejarah.[11] Proyek rekonstruksi stadion ini rampung pada 2017 dan menelan biaya hingga €350 juta.

Setelah Uruguay dan Brasil tereliminasi di perempat final, perwakilan Eropa dipastikan memenangkan Piala Dunia untuk keempat kalinya secara beruntun. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final Piala Dunia kesembilan yang hanya diikuti tim-tim dari Eropa, yang terakhir kali terjadi pada Piala Dunia 2006 dan 2010.[12][13]

Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia ketiga bagi Prancis. Prancis pertama kali tampil di babak final pada pertandingan final Piala Dunia 1998 sebagai tuan rumah, dengan kemenangan 3–0 atas juara bertahan Brasil. Prancis juga mencapai babak final Piala Dunia 2006, di mana Prancis kalah dari Italia dalam adu penalti setelah imbang 1–1.[14] Hanya Jerman (delapan kali) dan Italia (enam kali) yang telah mencapai final Piala Dunia lebih banyak dari tim-tim Eropa lainnya.[15] Didier Deschamps menjadi orang keempat yang mencapai babak final Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, setelah Franz Beckenbauer, Rudi Völler, dan Mário Zagallo.[16]

Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia pertama bagi Kroasia dalam penampilan kelima di Piala Dunia. Kroasia merupakan tim perwakilan Eropa ke-10 dan tim nasional ke-13 yang mencapai final Piala Dunia, dan finalis baru pertama setelah Spanyol pada Piala Dunia 2010.[17][18] Dengan populasi sebanyak 4,17 juta jiwa, Kroasia merupakan negara terkecil kedua (berdasarkan populasi penduduk) yang bermain di final Piala Dunia, setelah Uruguay (juara dunia 1930 dan 1950).[19] Penampilan terbaik sebelumnya adalah sebagai debutan Piala Dunia pada Piala Dunia 1998, ketika finis di posisi ketiga,[20] kalah 2–1 dari tuan rumah Prancis di babak semifinal sebelum mengalahkan Belanda 2–1 pada perebutan juara ketiga.[21][22]

Pertandingan final Piala Dunia ini merupakan pertemuan keenam bagi Prancis dan Kroasia, dengan kemenangan bagi Prancis sebanyak tiga kali dan imbang dua kali.[23] Kedua tim pertama kali bertemu pada babak semifinal Piala Dunia 1998, dengan kemenangan Prancis 2–1.[24] Pertandingan kompetitif lainnya terjadi pada babak grup Euro 2004, yang berakhir imbang 2–2. Pertemuan terakhir sebelum Piala Dunia 2018 terjadi pada laga persahabatan pada Maret 2011 yang berakhir imbang 0–0.[25]

Bagan Perempat Final Piala Dunia U17 2023

Berdasarkan bagan sementara, perempat final Piala Dunia U17 2023 menyajikan beberapa big match. Duel klasik Brasil vs Argentina dan Spanyol vs Jerman tercipta karena 4 tim itu dalam satu bracket perempat final yang sama.

Jika menilik catatan pertemuan Brasil U17 vs Argentina U17, kedua timnas kelompok umur Amerika Selatan ini relatif kerap bersua. Kurun 2009-2023, Brasil dan Argentina telah 7 kali bertanding. Semuanya terjadi dalam ajang CONMEBOL U17.

Brasil terihat dominan. Tim Samba U17 mengantongi 4 kemenangan, berbanding 2 di pihak Argentina. Meski punya rekor positif, juara bertahan itu tetap menjadikan situasi termutakhir sebagai bekal menghadapi lawan seperti Argentina.

"Di Piala Dunia U17 2023 ini, kami harus mengatur strategi sesuai lawan yang dihadapi. Karena kami tahu bahwa kami tidak bisa bermain menyerang terus menerus sesuai gaya bermain kami yang sudah diketahui semua orang," ucap Phelipe Leal, pelatih Brasil U17, dikutip dari Antara.

Di sisi lain, laga Spanyol vs Jerman di perempat final Piala Dunia U17 2023 menandai pertemuan ke-12 sesama tim Eropa itu. Sebelumnya, Spanyol dan Jerman sudah bertarung 11 kali kurun 2014-2023. Hasilnya, La Rojita menang 8 kali. Adapun Jerman baru 2 kali menang.

Spanyol dan Jerman belum pernah mencicipi gelar juara Piala Dunia U17. Pencapaian tertinggi mereka hanyalah sebagai runner-up (Spanyol 4 kali, Jerman 1 kali). Karena itu, kedua kubu diprediksi tampil all out demi menjaga kans menjuarai turnamen ini.

Pada bracket lain, perempat final Piala Dunia U17 2023 akan mempertemukan Mali vs Maroko. Duel ini juga tergolong menarik karena mengadu 2 tim dari Afrika.

Dua slot tersisa di perempat final Piala Dunia U17 2023 berpotensi menghadirkan big match lain. Skenario ini bisa terjadi bila Prancis menyingkirkan Senegal di 16 besar, sementara Inggris menaklukkan Uzbekistan. Dengan begitu, Prancis dan Inggris akan bertemu di perempat final.

Deretan partai perempat final bakal digelar pada 24-25 November 2023. Dua laga perempat final pertama dihelat di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta. Adapun 2 laga berikutnya akan tergelar di Stadion Manahan Surakarta.

Anda mungkin ingin melihat